Arum Jeram
Arung jeram merupakan olahraga yang sangat agresif yang dimainkan dengan menggunakan perahu karet. Rakit atau perahu digunakan untuk navigasi di sebuah aliran air deras seperti sungai atau lainnya. Olahraga ini termasuk ke dalam kelompok olahraga ekstrim karena ada banyak bahaya yang terlibat saat bernavigasi di air. Olahraga dilakukan pada air yang mengalir deras karena cara ini ada banyak sensasi dan kegembiraan baik untuk menonton mereka dalam rakit. Ini adalah olahraga luar ruangan menyenangkan tetapi harus dilakukan oleh mereka yang tahu bagaimana untuk menavigasi kapal dengan aman.
Hal ini sangat penting bahwa ketika Anda ingin pergi arung jeram, Anda memiliki peralatan yang tepat untuk melakukannya. Item pertama dan paling penting untuk memiliki tepat adalah rakit itu sendiri. Arung jeram modern menggunakan perahu karet yang terbuat dari bahan sangat kuat dan tahan lama serta tidak mudah merobek atau menusuk dengan mudah. Olahraga ini hendaknya tidak dilakukan dengan menggunakan jenis rakit lain karena dapat mengakibatkan kematian. Ada berbagai jenis rakit dan masing-masing bergerak secara berbeda. Ada orang-orang yang mengendalikan rakit dengan dikendalikan dan ada yang menggunakan dayung yang ditempatkan di kemudi pusat. Beberapa rakit yang mendayung di bagian buritan dan ini sering jenis simetris rakit.
Biasanya, rakit yang diketahui memiliki dari 4 sampai 12 orang pada pergi masing-masing. Semua orang membantu untuk baris atau mendayung perahu melalui air sebagai gerakan adalah usaha tim. Arung jeram adalah olahraga yang baik untuk digunakan sebagai aktivitas pembentuk tim karena semua penumpang di perahu harus bekerja sama untuk mendapatkan perahu untuk bergerak. Hal ini menunjukkan baik terutama saat latihan arung jeram dilakukan antara beberapa tim dan ada hadiah untuk tempat pertama. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan ketika menavigasi rakit. Beberapa teknik ini meliputi terbalik, dinding, meninju tinggi, kembali meluruskan dan trik.
Teknik-teknik yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai tugas seperti menghindari hambatan yang mungkin bersarang di air, mendorong perahu hulu dan untuk mengendalikan efek inersia pada pergerakan perahu. Arung jeram umumnya menjadi olahraga yang aman tapi bahaya atau risiko dapat muncul dari fitur lingkungan di dalam air atau dari kecerobohan pada bagian langit-langit. Beberapa bahaya lingkungan untuk olahraga ini termasuk bendungan ditempatkan rendah, batang pohon tumbang, batu dan hambatan lain yang mungkin di dalam air. Air terjun yang sangat tinggi juga dapat menjadi tantangan dan risiko jika tidak dijalankan dengan benar dan satu-satunya cara untuk menghindari kecelakaan disayangkan adalah dengan memiliki panduan yang sangat berpengalaman di papan rakit.
Sejarah
Olah Raga Arus Deras (ORAD) atau lebih dikenal dengan sebutan Arung Jeram dapat dikategorikan sebagai olah raga petualangan, karena tidak saja mengandung unsur olahraga, tetapi juga petualangan dengan berbagai resikonya.ORAD termasuk salah satu kegiatan alam terbuka yang baru, dibandingkan dengan mendaki gunung ataupun olahraga-olahraga alam terbuka lainnya. Tidak banyak catatan yang dapat dibuka untuk mengetahui asal mula olah raga ini.
Yang pasti olah raga ini dimulai di Amerika Serikat, setelah perang dunia II. Ketika beberapa orang enterpreneur menyusuri sungai Colorado dengan perahu jenis Pontoon sisa perang dunia. Kemudian perkembangannya menjadi pesat di tahun 60-an ketika teknologi rancangan dan bahan untuk membuat perahu seperti yang kita kenal sekarang ini mulai berkembang.
Pengarungan sungai telah sejak dulu dilakukan oleh manusia.
Pengarungan ini dilakukan dengan menggunakan batang-batang kayu yang dirangkai menjadi rakit dan digunakan sebagai alat transportasi. Suku Indian di Canada telah memulai perkembangannnya. Lalu orang-orang Carib Indian mengembangkannya dan menamakan Progue. Sedangkan orang primitif menyebutnya dengan Out Canoe yang kemudian dikembangkan menjadi Bark Out Canoe. Perahu ini dibuat dari tempelan papan kayu oleh orang Indian Amerika Utara. Sedangkan orang Eskimo menciptakan Skin Corveal Craft, yaitu perahu yang dilapisi kulit binatang yang tidak tembus air.
P ada abad 19 seorang boyscout bernama Mc greegor membuat kendaraan air ini untuk rekreasi dan olag raga air. Seiring dengan perkembangan zaman, maka meterial perahu pun berkembang dan mulai beralih ke plastik, alumunium, fibberglass, dan karet.
Setelah Perang Dunia II selesai, perahu bekas Angkatan Laut Amerika mulai digunakan oleh para petualang untuk mengarungi sungai. Arung jeram ini dilakukan dengan perahu bulat yang disebut dengan Basket Boat, karena bentuknya mirip keranjang.
Di tahun 1950, kegiatan ini mulai banyak digemari. Maka mulailah diproduksi perahu khusus untuk arung jeram dengan bentuk khusus yang naik dibagian depan dan belakangnya, dengan material yang kuat dan dapat mengangkut orang dan perbekalan yang lebih banyak.
Pada tahun 1983 mulai muncul sebuah perhau yang dapat mengeluarkan air sendiri dari dalam perahu dengan nama Self Bailer yang diproduksi oleh Jim Cassady. Selain jenis ini ,dikembangkan pula perhu jenis Kataraf. Perahu ini dikembangkan oleh para Geologi Rusia. Desain perahu ini diadopsi dari perahu Katamaran yang digunakan di Laut. Seiring dengan perkembangan zaman dan kreatifitas manusia di alam ini, mulailah bermunculan sarana-srana baru untuk kegiatan berarung jeram seperti, kayak,canoe, board, dan lain sebagainya.
Mayor John Wesley Powell seorang tentara Amerika disebut sebagai bapak Arung Jeram Dunia. Ia memperkenalkan arung jeram pertama kali dengan menyusuri sungai Colorado sejauh 250 mil yang melintasi gugusan tebing raksasa, yang kemudian diberi nama Grand Canyon. saat itu ia menggunakan perahu kecil yang tesusun dari papan kayu. pada perkembangan selanjutnya di benua Amerika dan Eropa, aktifitas menelusuri sungai tersebut ternyata berkembang menjadi sebuah olah raga highrisk yang cukup populer, dan dikenal dengan sebutan white water rafting.
Pengarungan ini dilakukan dengan menggunakan batang-batang kayu yang dirangkai menjadi rakit dan digunakan sebagai alat transportasi. Suku Indian di Canada telah memulai perkembangannnya. Lalu orang-orang Carib Indian mengembangkannya dan menamakan Progue. Sedangkan orang primitif menyebutnya dengan Out Canoe yang kemudian dikembangkan menjadi Bark Out Canoe. Perahu ini dibuat dari tempelan papan kayu oleh orang Indian Amerika Utara. Sedangkan orang Eskimo menciptakan Skin Corveal Craft, yaitu perahu yang dilapisi kulit binatang yang tidak tembus air.
P ada abad 19 seorang boyscout bernama Mc greegor membuat kendaraan air ini untuk rekreasi dan olag raga air. Seiring dengan perkembangan zaman, maka meterial perahu pun berkembang dan mulai beralih ke plastik, alumunium, fibberglass, dan karet.
Setelah Perang Dunia II selesai, perahu bekas Angkatan Laut Amerika mulai digunakan oleh para petualang untuk mengarungi sungai. Arung jeram ini dilakukan dengan perahu bulat yang disebut dengan Basket Boat, karena bentuknya mirip keranjang.
Di tahun 1950, kegiatan ini mulai banyak digemari. Maka mulailah diproduksi perahu khusus untuk arung jeram dengan bentuk khusus yang naik dibagian depan dan belakangnya, dengan material yang kuat dan dapat mengangkut orang dan perbekalan yang lebih banyak.
Pada tahun 1983 mulai muncul sebuah perhau yang dapat mengeluarkan air sendiri dari dalam perahu dengan nama Self Bailer yang diproduksi oleh Jim Cassady. Selain jenis ini ,dikembangkan pula perhu jenis Kataraf. Perahu ini dikembangkan oleh para Geologi Rusia. Desain perahu ini diadopsi dari perahu Katamaran yang digunakan di Laut. Seiring dengan perkembangan zaman dan kreatifitas manusia di alam ini, mulailah bermunculan sarana-srana baru untuk kegiatan berarung jeram seperti, kayak,canoe, board, dan lain sebagainya.
Mayor John Wesley Powell seorang tentara Amerika disebut sebagai bapak Arung Jeram Dunia. Ia memperkenalkan arung jeram pertama kali dengan menyusuri sungai Colorado sejauh 250 mil yang melintasi gugusan tebing raksasa, yang kemudian diberi nama Grand Canyon. saat itu ia menggunakan perahu kecil yang tesusun dari papan kayu. pada perkembangan selanjutnya di benua Amerika dan Eropa, aktifitas menelusuri sungai tersebut ternyata berkembang menjadi sebuah olah raga highrisk yang cukup populer, dan dikenal dengan sebutan white water rafting.
Manfaat
1. Melatih Fisik dan MotorikOlahraga ekstrem rata-rata membutuhkan kekuatan tenaga ekstra, karena anak harus memanjat, melompat, berlari, merangkak, dan sebagainya. Jika dilakukan dengan benar, maka kemampuan fisik dan motorik anak semakin baik. Ia pun akan semakin terampil mengolah tubuhnya, aktivitas kesehariannya juga menjadi lebih baik.
2. Melatih Keberanian
Butuh keberanian ekstra untuk melakukan olahraga ini. Unttuk bisaa melakukan panjat tebing misalnya, anak harus berani berada pada ketinggian tertentu; bila ingin melakukan arung jeram, anak harus berani meluncur di atas air yang bergelombang; dan seterusnya. Semakin dilatih, keberanian anak semakin meningkat.
3. Melatih Kedisiplinan
Setiap jenis olahraga meberikan pelatihan kedisiplinan, tak terkecuali jenis olahraga ini. Anak harus berlatih secara kontinu, kapan saja ia harus berlatih, apa saja yang boleh dilakukan dan tidak, latihan seperti apa yang harus dilakukan, dan seterusnya.
4. Melatih Konsentrasi dan Fokus
Ketika melakukan olahraga ini, anak harus konsentrasi dan fokus. Jika tidak, kesalahan bisa saja terjadi yang mungkin bisa membuat anak cedera. Nah, dengan terbiasa berkonsentrasi dan fokus, maka kemampuan ini akan semakin meningkat. Anak pun bisa lebih konsentrasi dan fokus dalam melakukan hal lain seperti belajar.
5. Lebih Sehat dan Bugar
Jika dilakukan dengan rutin dan benar, kondisi kesehatan anak aakan menjadi lebih baik. Sebabnya, olahraga ini menggerakkan tubuh secara aktif sehingga sistem metabolisme tubuh berjalan lebih baik. Otot-otot pun akan terlihat bergerak, pembakaran kalori terjadi dengan maksimal, sistem kardiovaskular berjalan dengan baik, dan sebagainya.
Arung Jeram merupakan sebuah olah raga menantang yang sangat berbahaya, tapi itu bagi orang yang masih awam. Tapi bagi seorang Rafter Profesional, bahanya malahan perjalanan menuju sungai.
Sejak
zaman purba kala manusia yang mendiami bumi ini lebih banyak tinggal di
daerah dimana terdapat banyak air. Dalam melangsungkan hidupnya manusia
selalu mengarungi sungai-sungai untuk mencari bahan makanan atau yang
lainnya. Dan peralatan yang mereka pergunakan adalah benda-benda yang
terdapat disekitar mereka misalnya, batang pohon yang diikat banyak
sebagai media untuk mengapung. Ada juga yang membuat perahu dari batang
pohon yang besar dimana batang pohon tersebut kemudian dilubangi. Suku
di Canada zaman dahulu telah memulai pengembangannya, lalu orang-orang
Carib Indian mengembangkannya dan menamakannya Pirogue, sedangkan orang
primitif biasa menyebutnya Dug Out Canoe. Orang-orang Maoris dari New
Zealand mengembangkan Dug Out Canoe maha besar untuk mengangkut pasukan
tempur mereka. Sementara suku Kwakiuti Indian daei Vancouver, Canada
mengiasi perahu mereka dengan ukiran yang indah. Bark Out Canoe adalah
pengembangan dari Dug Out Canoe, dimana dibuat dari tempelan papan-papan
oleh orang Indian Amerika Utara. Orang Eskimo mencip takan Skin Covered
Craft yaitu perahu yang dibungkus dengan kulit binatang agar tidak
tembus air.
Akhirnya
pada abad 19 seorang pramuka bernama John Macgregor mengembangkan
kendaraan air ini untuk rekreasi dan olah raga. Zaman terus berkembang,
orang tertarik akan keindahan dan lingkungan sungai dan terus
mengembangkan kegiatan ini. Material perahu ini juga berkembang hingga
ke plastik, aluminium, fiberglass dan karet.
Selanjutnya
orang mulai berfikir bagaimana caranya agar dapat mengarungi sungai
dengan kendaraan yang dapat menampung penumpang lebih banyak dan
perbekalan. Setelah perang dunia II usai, perahu angkatan laut milik
Amerika mulai digunakan untuk mengarungi sungai. Namun perahu ini
didesain untuk menerjang ombak laut, bukanlah untuk di jeram. Arung
jeram dilakukan dengan menggunakan perahu bulat yang disebut"Basket
Boat" karena bentuknya mirip keranjang. Perahu ini selalu penuh dengan
air bahkan hanya dengan melewati jeram kecil. Sampai saat ini perahu
jenis ini masih digunakan pada sungai yang mudah.
Di
tahun 1950, sebagai kegiatan yang mulai banyak digemari, kualitas
perahupun ditingkatkan. Maka mulailah diproduksi perahu khusus untuk
arung jeram dengan bentuk khusus yang naik dibagian depan dan
belakangnya dengan material yang lebih kuat dan dapat mengangkut orang
dan perbekalan lebih banyak.
Sampai
tahun 1983, para pengarung jeram tidak mempunyai pilihan lain selain
menimba air keluar perahu setelah melewati jeram. Para pengarung jeram
sering mengalami "mimpi buruk" bila harus kehilangan "timba alias ember"
untuk menimba perahu.
Setelah beberapa macam perahu dicoba, tahun 1983 perahu dapat mengeluarkan air sendiri disebut"Self Bailer"
berhasil diproduksi oleh Jim Cassady. Kunci sukses perahu ini adalah
lantainya yang diberi angin. LAntai yang berisi udara ini akan selalu
mengapung di atas permukaan air sehingga dengan sendirinya air keluar
lewat lubang disekeliling lantai perahu.
Negara
kita yang hampir sebagian besar terdiri dari air tidaklah mengherankan
kalau sejak dulu kala bangsa kita sudah mengenal pengarungan sungai.
Misalnya di pulau Kalimantan suku-suku Dayak telah lama mengarungi
sungai MAhakam atau Kapuas dengan perahu biduk, yang juga terbuat dari
batang pohon yang dilubangi, juga suku-suku pedalaman di Irian, yang
hidup disekitar sungai Mamberamo. Dan suku-suku lain di nusantara ini.
Sedangkan
kegiatan pengarungan sungai berarus deras dengan menggunakan perahu
karet yang tercatat dalam sejarah adalah ketika diselenggarakannya Lomba
Arung Sungai Citarum I yang diadakan oleh kelompok pendaki gunung dan
penempuh rimba Wanadri, Bandung, yang juga mendapat dukungan dari
Angkatan LAut kita.
Momen
ini boleh dikatakan sebagai titik tolak dari perkembangan arung jeram
di INdonesia. Klub-klub pecinta alam seperti Wanadri dan MApala UI yang
kemudian melakukan serangkaian kegiatan ekspedisi. Selain menggunakan
perahu karet kegiatan ini juga sudah dikembangkan dengan menggunakan
kayak dan canoe.
Ekspedisi
Internasional pertama di bidang arung jeram ini dilakukan oleh klub
Aranyacala Trisakti yang mengarungi sungai-sungai bagian CAlifornia,
,Oregon dan Idaho, USA pada tahun 1992.
Melihat
perkembangan yang sangat pesat dari kegiatan ini pada era 90-an,
bebrapa penggiat mulai membutuhkan suatu wadah komunikasi bagi para
penggiat arung jeram di Indonesia. Pada tanggal 29 Maret 1996, berdiri
Federasi Arung Jeram Indonesia, yang dibidani oleh 30 klub arung jeram
baik komersil maupun amatir. Ini adalah satu titik tolak menuju
perkembangan orde baru dalam dunia arung jeram Indonesia
Jeram
merupakan terjemahan dari kata “Rapid” dalam bahasa Inggris yaitu
bagian dari sungai dimana air mengalir dengan deras dan bertaburan
diantara banyak batu dari bragam ukuran dan juga terdapat arus balik.
Rapid juga sering diartikan sebagai aliran air yang cepat/berbahaya.
- See more at: http://adhiekloperer.blogspot.com/2011/10/sejarah-olahraga-arum-jeram.html#sthash.DvVlI2Zn.dpuf
Arung Jeram merupakan sebuah olah raga menantang yang sangat berbahaya, tapi itu bagi orang yang masih awam. Tapi bagi seorang Rafter Profesional, bahanya malahan perjalanan menuju sungai.
Sejak
zaman purba kala manusia yang mendiami bumi ini lebih banyak tinggal di
daerah dimana terdapat banyak air. Dalam melangsungkan hidupnya manusia
selalu mengarungi sungai-sungai untuk mencari bahan makanan atau yang
lainnya. Dan peralatan yang mereka pergunakan adalah benda-benda yang
terdapat disekitar mereka misalnya, batang pohon yang diikat banyak
sebagai media untuk mengapung. Ada juga yang membuat perahu dari batang
pohon yang besar dimana batang pohon tersebut kemudian dilubangi. Suku
di Canada zaman dahulu telah memulai pengembangannya, lalu orang-orang
Carib Indian mengembangkannya dan menamakannya Pirogue, sedangkan orang
primitif biasa menyebutnya Dug Out Canoe. Orang-orang Maoris dari New
Zealand mengembangkan Dug Out Canoe maha besar untuk mengangkut pasukan
tempur mereka. Sementara suku Kwakiuti Indian daei Vancouver, Canada
mengiasi perahu mereka dengan ukiran yang indah. Bark Out Canoe adalah
pengembangan dari Dug Out Canoe, dimana dibuat dari tempelan papan-papan
oleh orang Indian Amerika Utara. Orang Eskimo mencip takan Skin Covered
Craft yaitu perahu yang dibungkus dengan kulit binatang agar tidak
tembus air.
Akhirnya
pada abad 19 seorang pramuka bernama John Macgregor mengembangkan
kendaraan air ini untuk rekreasi dan olah raga. Zaman terus berkembang,
orang tertarik akan keindahan dan lingkungan sungai dan terus
mengembangkan kegiatan ini. Material perahu ini juga berkembang hingga
ke plastik, aluminium, fiberglass dan karet.
Selanjutnya
orang mulai berfikir bagaimana caranya agar dapat mengarungi sungai
dengan kendaraan yang dapat menampung penumpang lebih banyak dan
perbekalan. Setelah perang dunia II usai, perahu angkatan laut milik
Amerika mulai digunakan untuk mengarungi sungai. Namun perahu ini
didesain untuk menerjang ombak laut, bukanlah untuk di jeram. Arung
jeram dilakukan dengan menggunakan perahu bulat yang disebut"Basket
Boat" karena bentuknya mirip keranjang. Perahu ini selalu penuh dengan
air bahkan hanya dengan melewati jeram kecil. Sampai saat ini perahu
jenis ini masih digunakan pada sungai yang mudah.
Di
tahun 1950, sebagai kegiatan yang mulai banyak digemari, kualitas
perahupun ditingkatkan. Maka mulailah diproduksi perahu khusus untuk
arung jeram dengan bentuk khusus yang naik dibagian depan dan
belakangnya dengan material yang lebih kuat dan dapat mengangkut orang
dan perbekalan lebih banyak.
Sampai
tahun 1983, para pengarung jeram tidak mempunyai pilihan lain selain
menimba air keluar perahu setelah melewati jeram. Para pengarung jeram
sering mengalami "mimpi buruk" bila harus kehilangan "timba alias ember"
untuk menimba perahu.
Setelah beberapa macam perahu dicoba, tahun 1983 perahu dapat mengeluarkan air sendiri disebut"Self Bailer"
berhasil diproduksi oleh Jim Cassady. Kunci sukses perahu ini adalah
lantainya yang diberi angin. LAntai yang berisi udara ini akan selalu
mengapung di atas permukaan air sehingga dengan sendirinya air keluar
lewat lubang disekeliling lantai perahu.
Negara
kita yang hampir sebagian besar terdiri dari air tidaklah mengherankan
kalau sejak dulu kala bangsa kita sudah mengenal pengarungan sungai.
Misalnya di pulau Kalimantan suku-suku Dayak telah lama mengarungi
sungai MAhakam atau Kapuas dengan perahu biduk, yang juga terbuat dari
batang pohon yang dilubangi, juga suku-suku pedalaman di Irian, yang
hidup disekitar sungai Mamberamo. Dan suku-suku lain di nusantara ini.
Sedangkan
kegiatan pengarungan sungai berarus deras dengan menggunakan perahu
karet yang tercatat dalam sejarah adalah ketika diselenggarakannya Lomba
Arung Sungai Citarum I yang diadakan oleh kelompok pendaki gunung dan
penempuh rimba Wanadri, Bandung, yang juga mendapat dukungan dari
Angkatan LAut kita.
Momen
ini boleh dikatakan sebagai titik tolak dari perkembangan arung jeram
di INdonesia. Klub-klub pecinta alam seperti Wanadri dan MApala UI yang
kemudian melakukan serangkaian kegiatan ekspedisi. Selain menggunakan
perahu karet kegiatan ini juga sudah dikembangkan dengan menggunakan
kayak dan canoe.
Ekspedisi
Internasional pertama di bidang arung jeram ini dilakukan oleh klub
Aranyacala Trisakti yang mengarungi sungai-sungai bagian CAlifornia,
,Oregon dan Idaho, USA pada tahun 1992.
Melihat
perkembangan yang sangat pesat dari kegiatan ini pada era 90-an,
bebrapa penggiat mulai membutuhkan suatu wadah komunikasi bagi para
penggiat arung jeram di Indonesia. Pada tanggal 29 Maret 1996, berdiri
Federasi Arung Jeram Indonesia, yang dibidani oleh 30 klub arung jeram
baik komersil maupun amatir. Ini adalah satu titik tolak menuju
perkembangan orde baru dalam dunia arung jeram Indonesia
Jeram
merupakan terjemahan dari kata “Rapid” dalam bahasa Inggris yaitu
bagian dari sungai dimana air mengalir dengan deras dan bertaburan
diantara banyak batu dari bragam ukuran dan juga terdapat arus balik.
Rapid juga sering diartikan sebagai aliran air yang cepat/berbahaya.
- See more at: http://adhiekloperer.blogspot.com/2011/10/sejarah-olahraga-arum-jeram.html#sthash.DvVlI2Zn.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar